tag:blogger.com,1999:blog-71475292034475420822024-03-18T19:58:25.882-07:00mutiara kehidupanfinahttp://www.blogger.com/profile/10083847377931638945noreply@blogger.comBlogger3125tag:blogger.com,1999:blog-7147529203447542082.post-40544572776656407452011-06-28T17:27:00.000-07:002011-06-28T17:27:28.661-07:00Islamic Hijri Calendar Widget - Cute Little Muslim - Alhabib Islamic Web Service and Accessories<a href="http://www.al-habib.info/islamic-calendar/hijricalendarsmile01.htm#.TgpxDoMYRxE.blogger">Islamic Hijri Calendar Widget - Cute Little Muslim - Alhabib Islamic Web Service and Accessories</a>finahttp://www.blogger.com/profile/10083847377931638945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7147529203447542082.post-44272000915871324922010-12-26T18:34:00.001-08:002010-12-26T18:34:42.823-08:00BIDADARI DUNIA<div class="mbl notesBlogText clearfix"><div><strong>Bismillah Yaa Rahman Yaa Rahim...</strong><br />
<strong>Assalamu'alaikum Wr. Wb.</strong><br />
<br />
==================================<br />
Bertanya si adik kecil pada sang bidadari berwajah<br />
manusia...<br />
<br />
"Wahai kakakku, mengapa kaum hawa itu begitu lemah,<br />
asyik berteman tangis dan sendu saja."<br />
<br />
Lalu berbicara si bidadari berwajah manusia;<br />
<br />
"wahai adikku. Bukan wanita itu lemah dek karena tangis<br />
dan sendunya. Tapi disitulah wahai adikku, kekuatan utuh<br />
sangat ternilai andai pandai digunakan sebaiknya. Tangis<br />
sendunya wanita itu wahai adikku, bisa meleburkan ego<br />
seorang lelaki... menjadi 'izzah' yg paling kuat bahkan<br />
lebih kuat dari egonya seorang lelaki. Karena sendu rayunya<br />
wanita itu, Musa a.s terselamat dr kekejaman Firaun.<br />
Duhai adikku, lembut wanita itu bukan lemah, tp<br />
senjata."<br />
<br />
<br />
Si adik tidak berpuas hati. Lalu bertanya lagi...<br />
<br />
"Namun wahai kakakku, wanita itu fitnah dunia."<br />
Tersenyum sang bidadari berwajah manusia.<br />
<br />
"Pernahkah adikku dengar akan pesanan Ilahi pd hambanya?<br />
Wahai para lelaki yg beriman, tundukkanlah pandanganmu.<br />
Lalu Allah berfirman lagi antaranya bermaksud, wahai<br />
para wanita yg beriman, tundukkanlah pandanganmu, dan<br />
tutuplah auratmu. Lantas coba adik nilai, pd siapa<br />
terlebih dahulu ALLAH dahulukan pesanannya? Pada hamba<br />
yg bergelar ar-Rijal. Karena, andai sang lelaki menjaga<br />
pandangannya, maka tidak mungkin terlihat akan wanita yg<br />
menjadi fitnah pd dirinya. Dan tidak ALLAH lupakan<br />
pesanan buat wanita, agar memelihara auratnya karena<br />
disitu lah kehormatannya. sesungguhnya para<br />
wanita-wanita syurga bergelar Hurun 'Ain itu, mereka<br />
tidak memperlihatkan diri mereka kecuali pd para suami<br />
mereka saja. Dan mereka dikatakan wanita2 yg suci.<br />
Namun... wanita yg beriman itu, kata Rasulullah, lebih<br />
tinggi martabatnya! Bukan fitnah semata-mata apabila<br />
ar-Rijaal dan an-Nisa' sama2 mematuhi pesanan Ilahi.<br />
Sesungguhnya wanita yg beriman yg solehah itu lebih baik<br />
dari ribuan lelaki yg soleh."<br />
<br />
Adik masih belum puas hati?<br />
<br />
"Tapi kakakku, kenapa wanita itu menjadi peragaan?<br />
Tidakkah mereka merasa malu??"<br />
<br />
Sang bidadari berwajah manusia menguntum senyum penuh makna.<br />
Aduhai adikku, semakin terasa mendalam kasih sayang pd penghuni<br />
jannah ini!<br />
<br />
"Wahai adikku sayang. Al-Haya' itu dalam diri setiap<br />
insan. Wujudnya seiring dengan nafas insani. Dan<br />
al-Haya' itulah pakaian iman. Pada diri wanita itu,<br />
indah al-Haya' sebagai pembenteng diri. Namun, bila mana<br />
al-haya nya lebur, imannya runtuh. Kenapa mereka<br />
merelakan diri menjadi peragaan? Karena mereka<br />
sebenarnya paranoid. Merasakan diri tidak cukup<br />
menarik... merasakan belum cukup lagi dunia melihat diri<br />
mereka. Mereka sebenarnya golongan yang kalah dari segi<br />
psikologi. Namun adikku... wanita solehah itu pasti<br />
melindungi diri mereka dr perbuatan murahan."<br />
<br />
Adik garuk2 kepala.<br />
<br />
"Jadi kakak, masih adakah wanita yg solehah didunia ini?<br />
Bagaimana hendak adik kenali mereka???"<br />
<br />
Sang bidadari tersenyum lagi. Hati terdetik moga ALLAH<br />
merahmati mujahid kecil ini. Berjihad dalam dunianya<br />
sendiri.<br />
<br />
"Wahai adikku. Di zaman Rasulullah, diperintahkan<br />
wanita2 yg beriman itu untuk menutupi aurat mereka,<br />
dengan itu mereka mudah dikenali sebagai wanita yg<br />
bermaruah. Maka demikianla adikku menilai mereka. Tapi<br />
perlu juga dilihat pada hatinya... pada akhlaknya...<br />
<br />
Di zaman ini, tidak susah membedakan wanita yg solehah<br />
dan yang toleh. Namun adikku... jgn dikau cemooh wanita yg<br />
toleh itu... kerana dalam hati2 mereka, tetap ada satu<br />
permata indah... perasaan cinta pada ALLAH... Karena<br />
fitrah cinta pd Rabb itu senantiasa ada dalam jiwa insan.<br />
Adikku, mereka ini, tetap punya keinginan untuk kembali<br />
pada jalan yg mereka tahu hak ALLAH. Cuma kadang2 menjadi<br />
solehah itu terasa berat di bahu mereka... Kadang<br />
mereka takut pd persepsi wara dan alim. Sedangkan itu<br />
cumalah persepsi. Hakikatnya, wara' itu bermaksud<br />
menjaga.<br />
<br />
Maka barang siapa saja yang menjaga adalah wara'. Alim itu<br />
maksudnya mengetahui. Barangsiapa yg berilmu maka dia<br />
adalah alim dlm bidangnya. Persepsi yg salah pd dua<br />
perkataan ini menjadikan mereka takut untuk berubah<br />
kepada tingkatan yg lebih baik. Karena begitulah persepsi<br />
masyarakat. Sedangkan mereka alpa... ALLAH tidak<br />
menjadikan makhluk (ciptaan) ini tanpa tujuan dan garis<br />
panduan. ALLAH tidak zalim kepada ciptaanNYA. bila mana<br />
dia menciptakan hawa itu dari rusuk adam... Dia telah<br />
mengetahui apakah sebaik2nya buat makhluk bergelar Hawa<br />
ini... Ditinggikan martabat golongan HAWA ini... Tapi<br />
sayang... golongan HAWA ini kadang2 merendahkan martabat<br />
mereka yg ALLAH jadikan penuh kemuliaan...<br />
<br />
Wahai adikku... 1001 keindahan penciptaan wanita.<br />
<br />
Pandai2lah kamu menilai... antara permata dan debu2<br />
kilauan pasir.<br />
<br />
Wahai adikku... Wanita ibarat buah. buah apel yg<br />
berkualitas tinggi...amat mudah diperolehi karena ia berguguran<br />
ditanah... Tapi apel yg tak mampu dibeli, ia berada di<br />
puncak. Susah dipetik, susah di gapai. Terkadang apel<br />
itu risau, mengapa diriku belum dipetik. Lantas ia<br />
merendahkan martabatnya dan menggugurkan diri menyembah<br />
tanah. Sedangkan ia sebenarnya telah ALLAH jadikan<br />
begitu tinggi martabatnya. Sebenarnya..apel itu terlalu<br />
tinggi... baik sifatnya... sehingga tiada siapapun yg<br />
berani memetiknya. Hanya pemuda yg benar2 hebat saja<br />
bisa memperolehnya... Mungkin bukan di dunia... tp<br />
mungkin di akhirat? Biarlah jodohnya bukan di dunia...<br />
asalkan cinta ILAHI mengiringinya...tak semestinya<br />
dipetik di taman dunia? Tp lebih bermakna bila<br />
ALLAH sendiri yg mengarahkan hamba yg disayanginya utk<br />
memetik di taman akhirat kelak."<br />
<br />
Adik terpaku sendiri. Mungkin membayangkan sebuah pohon apel<br />
yang besar dengan buah2 apelnya yg kemerahan??<br />
<br />
Sang bidadari lalu bangkit. Mengakhiri bicaranya<br />
dengan penghuni syurga ini. Wahai adikku... sungguh<br />
tulus bersih jiwamu. Benar kata ALLAH swt, kamu<br />
(anak2) adalah penghuni2 syurga!<br />
<br />
Alangkah beruntung dirimu adik... Dan aku? Hanya bidadari<br />
berwajah manusia... berhakkah menjadi bidadari syurga?<br />
<br />
Wallahu'alam.<br />
(dari laa tahzan ukhty)</div></div>finahttp://www.blogger.com/profile/10083847377931638945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7147529203447542082.post-40427227439780065632010-12-22T04:16:00.000-08:002010-12-22T04:16:09.076-08:00EMPATISepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan dengan seksama sambil menggumam "hmmm...makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??"<br />
<br />
Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak "Ada Perangkap Tikus di rumah....di rumah sekarang ada perangkap tikus...."<br />
<br />
Ia mendatangi ayam dan berteriak "ada perangkat tikus". Sang Ayam berkata: "Tuan Tikus..., Aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku". Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak. Sang Kambing pun berkata "Aku turut ber simpati...tapi tidak ada yang bisa aku lakukan".<br />
<br />
Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. "Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali" Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sang ular berkata " Ahhh...Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku". Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.<br />
<br />
Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Buntut ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah.<br />
<br />
Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri tidak sempat diselamatkan. Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam. Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya (kita semua tahu, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam).<br />
<br />
Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya. Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya. Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia. Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat. Dari kejauhan...Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.<br />
<br />
Dari filosofi ini kita belajar untuk bersikap berempati terhadap sekitar kita, sikap empati adalah sikap dimana kita ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Seolah-olah kita sendiri yang merasakan penderitaan itu. Bila kita tidak bisa membantu dengan uang, bisa dengan tenaga, ataupun pemikiran, bahkan dengan kita memberinya semangat akan membuat orang lain merasa termotivasi untuk bisa keluar dari masalahnya.<br />
Dan ternyata apabila kita bersikap seperti teman-teman sang tikus, semua terkena imbasnya akibat tidak berempati dengan kesulitan yang dihadapi oleh sang tikus.<br />
<br />
<strong>MAKA...KALAU SUATU HARI.. KETIKA ANDA MENDENGAR SESEORANG DALAM KESULITAN DAN MENGIRA ITU BUKAN URUSAN ANDA... PIKIRKANLAH SEKALI LAGI DAN BIARKAN ALAM BAWAH SADAR ANDA YANG MENJAWAB!!! </strong><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlNgz3jS33uOX4X1l7Vyt0Z9MnKebNT0iS59GCvboNxoCgm2ghfIXUv-Sd78YyRmC7OjsxHYoS3jXl8vpQi5hu3U9XIDqpQGZXF3VVcgIOZyx6jqnEGCaqdyeAWwpAAjkYsuQzaiSvpUQ/s1600/DSC02105.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlNgz3jS33uOX4X1l7Vyt0Z9MnKebNT0iS59GCvboNxoCgm2ghfIXUv-Sd78YyRmC7OjsxHYoS3jXl8vpQi5hu3U9XIDqpQGZXF3VVcgIOZyx6jqnEGCaqdyeAWwpAAjkYsuQzaiSvpUQ/s1600/DSC02105.JPG" /></a></div>Silahkan ambil manfaat dari kisah ini.<span><span style="background-color: #b4a7d6;"></span></span>finahttp://www.blogger.com/profile/10083847377931638945noreply@blogger.com0